IKLIM ORGANISASI
BAGAIMANA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI BERKEMBANG
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tsb thd komunikasi
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang :
o menunjukkan kepada anggota organisasi bhw org. tsb mempercayai mereka dan memberi kebebasan dlm mengambil resiko
o mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dlm mengerjakan tugas-tugas mereka
o menyediakan informasi yang terbuka dan cukup ttg organisasi
o mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota org.
Iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota org. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka scr efektif, mengikatkan diri mereka dengan organisasi.
Iklim komunikasi dpt menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi
Usaha biasanya terdiri dari empat unsur:
1. Aktivitas (A) yang merupakan pekerjaan tsb.
2. Langkah-langkah (L) pelaksanaan kerja
3. Kualitas (K) hasil
4. Pola waktu (W) kerja
KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI
“Kepuasan atas komunikasi” kadang-kadang dikacaukan dengan “iklim komunikasi”. Alasannya adalah bahwa iklim, tampaknya merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi (Litwin & Stringer, 1968).
Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan.
DIMENSI KEPUASAN DAN IKLIM KOMUNIKASI
KEPUASAN
IKLIM KOMUNIKASI
1. Infomasi yang berkaitan dengan pekerjaan
2. Kecukupan informasi
3. Kemampuan untuk menyarankan perbaikan
4. Efisiensi berbagai saluran komunikasi ke bawah
5. Kualitas Media
6. Cara sejawat berkomunikasi
7. Informasi tentang organisasi secara keseluruhan
8. Integrasi
1. Kepercayaan
2.Pembuatan Keputusan Partisipatif
3. Kejujuran
4. Keterbukaan dalam komunikasi
5.Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
6. Memikirkan tujuan-tujuan berkinerja tinggi
Your browser may not support display of this image.
Secara umum, bila orang-orang berinteraksi selama beberapa waktu, mereka membnetuk suatu budaya. Setiap budaya mengembangkan harapan-harapan yang tertulis maupun tidak tertulis tentang perilaku (aturan dan norma-norma) yang mempengaruhi para anggota budaya itu. Tetapi orang-orang tidak hanya dipengaruhi budaya tersebut, mereka menciptakan budaya. Setiap organisasi memiliki satu budaya atau lebih yang memuat perilaku-perilaku yang diharapkan-tertulis atau tidak tertulis.
TUJUAN KARAKTERISTIK PRIMER BUDAYA ORGANISASI
1. Inovasi dan pengambian resiko: sejauh mana para karyawan
didorong untu inovatif dan mengarnbil resiko
2. Orientasi hasil: sejauh mana menjadi memfokus pada hasil
bukan pada teknik dan proses
3. Perhatian ke rincian: presisi, analistis dan perhatian.
4. Orientasi orang : sejauh mana keputusanmenjadi
memperhitungkan efek hasil pada orang-orang.
5. Orientasi tim: Sejauh mana kegiatan kerja diorangkan sekitar tim
6. Keagresifan: sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif
dan bukannya santai
7. Kernantapan: sejauh mana kegiatan orang menekankan
dipertahankannya status
FUNGSI BUDAYA
o Budaya mencipatakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi
o dan yang lain.
o Budaya membawa rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi
o Memperrnudah timbulnya komitmen yang luas
o Meningkatkan kemantapan sistem sosial
o Perekat sosial yang membantu memepersatukan organisasi itu.
BUDAYA DOMINAN
Mengungkapkan nilai-nilai inti yang dianut bersarna oleh suatu
mayoritas anggota organisasi itu.
ANAK BUDAYA
Budaya-budaya mini di dalam suatu organisasi yang lazimnya
ditentukan oleh rambu departemen dan pemisahan geografis.
NILAI INTI
Nilai primer atau dominan yang diterima baik diseluruh organisasi
Budaya Kuat Versus Budaya Lemah
Budaya kuat : budaya dimana nilai-nilai inti dipegang secara intensif
dan dianut bersama secara meluas
Mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku
karyawan karena:
* Tingginya tingkat kebersamaan (sharedness)
* Memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota
Budaya organisasi dalam praktek nyata
1. The Walt Disney Co
- Tidak ada karyawan, melainkan yang ada anggota pelaku (cast
member)
- Pelanggan adalah ”tamu” , kendaraan disebut atraksi
2. MCI Communications
Senioritas maupun kesetiaan pada korporasi tidak
penting mendorong individu-individu agar unik, karyawan bebas
dan fleksibel
3. Levi Strauss:
o Keterbukaan : menjadi memperlihatkan sifat langsung, terbuka,
o komitmen pada sukses orang lain.
o Keanekaragaman : menghargai keanekaragarnan angkatan kerja
o pada semua tingkat organisasi
o Etika : pengharapan yang jelas, mernpraktikkan standar perilaku
o Pemberian kuasa : mendorong wewenang dalarn orang ke bawah.
4. Budaya Workaholic Microsoft : menganut etos kerja tanpa belas
kasihan bekerja lebih dari 12jam sehari
5. Mc Donalds :
QSCV : Quality, Service, Cleanliness, Values
RAGAM BUDAYA
1. Cerita : dongeng dari peristiwa mengenai pendiri organisasi sukses
dari miskin ke kaya. Reaksi terhadap kesalahan masa lalu
2. Ritual : deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan
memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu
Contoh: Mary Kay cosmetics, setiap tahun memberikan hadiah
kepada SPG-nya.
3. Lambang materi :Fasilitas yang diberikan oleh koperasi kepada
executive puncak.
4. Bahasa : suatu cara untuk mengidentifikasi anggota suatu budaya
Budaya sebagai suatu beban
1. Penghalang terhadap perubahan
2. Penghalang terhadap keanekaragarnan : jika menyingkirkan
kekuatan unik yang dibawa oleh orang-orang dengan latar
belakang berlainan
Bagaimana karyawan mernpelajari budaya
1. Cerita : dongeng dari peristiwa mengenai pendiri organisasi sukses
dari miskin ke kaya.
2. Ritual : deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan
memperkuat nilai-nilai utama dari orang itu
3. Lambang materi :ukuran dan tata letak kantor, keanggunan
perabot, pakaian.
4. Bahasa : dengan mempelajari bahasa, para anggota menegaskan
penerimaan mereka akan budaya itu.
Implikasi bagi komunikasi organisasi
Peranan komunikasi dalam budaya organisasi dapat dilihat secara berlainan bergantung pada bagaimana budaya dikonsepsikan. Bila budaya dianggap sebagai sebuah himpunan artefak simbolik yang dikomunikasikan kepada anggota organisasi untuk pengendalian organisasi, maka komunikasi dapat diartikan sebaga sebuah sarana yang memungkinkan perolehan hasilnya.
Penelitian komunikasi organisasi dari sudut pandang budaya mencakup lebih dari sekedar penelaahan pertukaran resmi pegawai antara orang-orang yang terpilih yang memiliki status. Percakapan sehari-hari mengungkapkan pemahaman organisasi dan jaringan-jaringan makna bersama yang mungkin ada. Perilaku sebagaimana adanya yang memungkinkan adanya rutinitas dan pengorganisian melekat dalam komunikasi
No comments:
Post a Comment